Akhirnya kisruh para broker yang memainkan kendali atas vaksin teratasi dengan masuknya Tentara kedalam arena. TNI di bawah jendral andika dengan gagah berani membungkam BPOM dan membuat depkes manut.
Imunotherapi dendritic di lanjutkan penyempurnaannya dan semoga bisa di lanjutkan ketingkat komersial dan di jadikan acuan alternatif senjata PERANG lain melawan covid.
Gitu dong TNI, ini baru namanya bernegara. Aktif ambil bagian karena ini wilayah perang, wilayah anda wahai abdi negara TNI.
Jangan pikirkan lagi izin ini itu, ini keadaan darurat, selama resikonya mendekati NOL imunoterapi dendritic segera di pakai ke masyarakat.
Terima kasih BPOM dan depkes yang akhirnya manut dengan langkah TNI dan terima kasih TNI yang dengan tegas bersikap karena ini wilayah perang, perang biologi. Kita harus memenangkan perang ini dan kami rakyat tidak keberatan TNI yang di depan.
Jangan broker vaksin yang di depan, mengacaukan kebijakan bernegara.
Vaksin Nusantara sekarang sudah berjalan aman.
Berjalan aman setelah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika, menertibkan Menteri Kesehatan dan BPOM melalui Memorandum of Understanding di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, Jakarta
“KSAD menertibkan Menteri Kesehatan dan Kepala BPOM, melalui tripartid. Isinya menyetop istilah uji klinis Vaksin Nusantara. Riset dendritic cell dilanjutkan. Penelitian non-profit. Belum untuk vaksinasi massal. Izin tidak dibutuhkan. Mission accomplished”.
Disisi masyarakat, kita juga harus mencermati esensi pernyataan Prof Chaerul Anwar Nidom, Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga yang juga Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) mengatakan :
“ Vaksin Nusantara, mampu mengantisipasi mutasi Covid-19 , dimana Kalau menggunakan vaksin konvensional maka harus menunggu lebih dari 1 tahun. Keburu virusnya mutasi lagi. Ini yang menyebabkan vaksin konvensional gagal menghadapi Covid-19,"
Jadi, Vaksin Nusantara bukan conventional vaccine. Lebih tepat disebut ‘immunotherapy.
Vaksin Nusantara Dendritic cara kerjanya adalah darah pasien dikeluarkan. Dipecah. Dendritic cell-nya diambil. Antigen virus dimasukan. Sel dendritic & virus berinteraksi. Setelah matang, serum disuntikan ke dalam tubuh.
Setelah ini, semoga para broker vaksin asing bisa di stop tindak tanduknya, kemudian bisa mempercepat proses efikasi dan aspek safety imunetherapy Vaksin Nusantara.
Dana vaksin asing yang nilainya triliuan rupiah menggunakan UANG NEGARA, yang kebanyakan di pegang broker dan oligar semoga tak berkutik lagi. Mereka itu sampai berani mempengaruhi para pejabat, semua ini atas nama cuan, bukan humanitarian, bukan nasionalisme
Harus segera di stop!!! salah satunya dengan adanya imunotherapy vaksin nusantara, ini akan merubah permainan globalis tersebut secara telak.
Militer indonesia masuk ini patut di dukung karena sebuah langkah terangterangan melawan globalis. Jadi bagaimana kalau kita rincikan, siapa andika sang KASAD ini ? Mengapa jendral Andika bisa menekan BPOM dan kementrian kesehatan?
Agaknya kita mundur sebentar mempertanyakan tanda jasa Medali The Legion of Merit, degree of Commander, dari Pemerintah Amerika Serikat tahun 2020 kemarin.
Itulah medali tertinggi yang pernah di berikan kepada seorang petinggi militer negara lain dimana bagi pengamat intelijen pertahanan ini sesungguhnya kode keras.
Pentagon adalah nasionalis, pentagon di bawah chief joint staff panglima gabungan A. Milley memang nasionalis tulen yang mengadakan perjanjian extra ketat kepada Biden tepat sebelum hari pelantikan yang isinya kita sudah buka di informasi jauh sebelum ini.
Anggaran militer amerika 4 tahun kedepan 3 tiliun dolar dan tetap berperang melawan tiongkok. Semuanya di setujui Biden.
Jadi Medali The Legion of Merit, degree of Commander adalah kode keras perlawan terhadap globalis, dan kalau militer dalam hal ini andika bertindak, inilah tindakan nasionalis melawan globalis.
Kembali ke Imunotherapy Vaksin nusantara, ini adalah Kabar baik buat humanitarian kemanusiaan. Dunia segera melihat secercah harapan baru di mulai dari indonesia tanpa cawe cawe regulator miring ke globalis dan broker vaccine. Good-luck...!”
By. Mardigu W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar